Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Akseptor KB Dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi Implant Di Puskesmas Tuminting Kota Manado
Abstract
Latar Belakang : Implant merupakan metode kontrasepsi hormonal yang memiliki efektivitas sangat tinggi serta memiliki angka kegagalan yang rendah. Implant juga merupakan alat kontrasepsi yang sangat sesuai bagi pasangan usia subur yang ingin memakai kontrasepsi dalam jangka panjang untuk mengatur jarak kehamilan. Menurut BKKBN, program KB dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang masih kurang peminatnya termasuk implant. Salah satu penyebab adalah kurangnya pengetahuan akseptor tentang implant.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Akseptor KB dalam pemilihan alat kontrasepsi Implant Di Puskesmas Tuminting Kota Manado
Metode : Jenis Penelitian bersifat analitik survey dengan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan menggunakan data sekunder dan alat bantu kuesioner berupa data primer. Selanjutnya data tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS 18 dan dilakukan analisis univariat dan bivariat. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB Implant di Puskesmas Tuminting Kota Manado berjumlah 53 orang.
Hasil : menunjukan bahwa sebagian besar akseptor KB mempunyai pengetahuan cukup (69,8%) tentang Implant dan mempunyai pengetahuan baik (30,8 %). Hasil uji statistik Pendidikan di dapatkan ρ = 0,009 > α = 0,05, maka H0 di tolak artinya ada hubungan Pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang implant sedangkan Pekerjaan di dapatkan ρ = 0,010 > α = 0,05, maka H0 di tolak artinya ada hubungan Pekerjaan dengan tingkat pengetahuan akseptor KB implant sedangkan didapatkan ρ = 0,237 > α = 0,05, maka H0 di terima artinya tidak ada hubungan umur dengan tingkat pengetahuan akseptor KB dalam pemilihan alat kontrasepsi implant.
Kesimpulan : penelitian ini terdapat hubungan yang signifikans antara pendidikan dan pekerjaan dengan pengetahuan akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi Implant, sedangkan faktor umur tidak ada hubungan dengan pengetahuan akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi Implant. Diharapkan pasangan usia subur meminta penjelasan lebih lanjut kepada petugas kesehatan saat pelayanan konseling berlangsung. Bagi tenaga kesehatan, perlu ditingkatkanya pelaksanaan penyuluhan tentang KB, meningkatkan kinerja para PLKB dalam memberikan penjelasan tentang isu-isu kontroversial yang berkembang di masyarakat terhadap efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian alat kontrasepsi terutama implant