Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Faktor Risiko Kardiometabolik (Kadar Glukosa Darah) Pada Wanita Usia Reproduktif
Abstract
Kardiometabolik merupakan sekumpulan kelainan metabolisme yang ditandai dengan lima kriteria yaitu obesitas abdominal, peningkatan kadar trigliserida, penurunan HDL-kolesterol, peningkatan kadar glukosa darah puasa, dan peningkatan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap faktor risiko kardiometabolik (kadar glukosa darah) pada wanita usia reproduktif di coastal area. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan rancangan one group pretest dan posttest. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Sampel sebanyak 117 orang wanita usia reproduktif yang terdiri atas 61 coastal area dan 56 noncoastal area. Dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan alat spektrofotometer sebelum dan setelah responden melakukan latihan fisik. Perbandingan kadar glukosa darah antara sampel yang berdomisili di coastal area dan non coastal area hanya dilakukan sebelum latihan fisik. Latihan fisik berupa senam aerobik 3 kali dalam seminggu selama 8 minggu dengan durasi 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan kategori kadar glukosa sebelum dan setelah latihan fisik (kategori normal dari 101 orang menjadi 115 orang, kategori rendah dari 10 orang manjadi tidak ada, dan kategori tinggi dari 6 orang menjadi 2 orang, dengan nilai p= 0.002). Terdapat penurunan yang signifikan pada kadar glukosa darah setelah melakukan latihan fisik (88.00 mg/dL ± 13.22 menjadi 82.00 mg/dL ± 10.09, nilai p < 0.001). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar glukosa berdasarkan domisili responden (nilai p =0.195). Dengan demikian, latihan fisik dapat menurunkan kadar glukosa darah, sedangkan domisili coastal dan non coastal tidak berpengaruh terhadap kadar glukosa darah.
Downloads
References
2. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). (2013). Sindrom Metabolik dan Diabetes Melitus. Diakses 01 November 2017. Available from: http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-diabetes.pdf
3 . Soegih A. (2009). Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis. Jakarta : Sagung Seto
4 . Word Health Organization (WHO). (2016). Kejadian Diabetes Melitus di Dunia. Diakses 01 November 2017 Available from: http://www.searo.who.int/indonesia/topics/8-whd2016-diabetes-facts-and-numbers-indonesian.pdf
5 . Nathan D. (2010). Menaklukkan Diabetes. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer
6. Misnadiarly. (2007). Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit. Jakarta : Pustaka Obor Populer
7. Utomo O.M., Azam M., & Anggraini D.N. (2012). Pengaruh senam terhadap kadar gula darah penderita diabetes. Diakses 25 Oktober 2017 Available from: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph.
8 . Nurayati L., & Adriani M. (2017). Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kadar Gula Darah Puasa Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Association Between Physical Activity and Fasting Blood Glucose Among Type 2 Diabetes Mellitus patients, 80–87. https://doi.org/10.20473/amnt.v1.i2.2017.80-87
9 . Paruntu M. (2015). Perbandingan kadar glukosa sebelum dan sesudah aktivitas fisik intensitas berat 1, 3(April), 1–5.
10 . Guyton A.C., & Hall J. (2006). Textbook of Medical Physiology. Philadelphia : WB Sounders Company
11 . Berawi K.N., Fiana D.N., & Putri A. (2012) . Pengaruh Senam Aerobik terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Peserta Senam Aerobik di Pusat Kebugaran Sonia Bandar Lampung. Lampung : Faculty of Medicine University Lampung, 36-43
12. Moser O., Tschakert G., Mueller A., & Groeschl W. (2015). Effects of High-Intensity Interval Exercise versus Moderate Continuous Exercise on Glucose Homeostasis and Hormone Response in Patients with Type 1 Diabetes Mellitus Using Novel Ultra-Long-Acting Insulin, 1–18. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0136489
13 . Scott D., Harrison C. L., Hutchison S., Courten B.De, & Stepto N. K. (2017). Exploring factors related to changes in body composition , insulin sensitivity and aerobic capacity in response to a 12-week exercise intervention in overweight and obese women with and without polycystic ovary syndrome, 1–13. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0182412
14 . Mengga D. (2013). Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Kadar Gula Darah Puasa Pada Dewasa Obes (Tesis). Makassar : Universitas Hasanuddin
15 . Siahaan G., Nainggolan E., & Lestrina D. (2015). Indonesian Journal of Human Nutrition, 2(1), 48–59.
16 . Juhartini, Amra N., & Muhammad R. (2017). Konsumsi ikan terhadap kadar hba1c pada diabetisi di Kota Ternate, 13(1), 32–37.
17 . Ebbesson S. O. E., Risica P.M., Ebbeson L.O.E., Kennish J.M., & Tejero M.E. (2008). Omega-3 fatty acids improve glucose tolerance and components of the metabolic syndrome in Alaskan Eskimos : the Alaska Siberia project Omega-3 Fatty Acids Improve Glucose Tolerance And Components Of The Metabolic Syndrome In Alaskan Eskimos :, 3982. Diakses 12 November 2017. Available from: https://doi.org/10.3402/ijch.v64i4.18016
18 . Esposito K., Palo C.Di, Giugliano F., Giugliano G., Armiento M.D., & Andrea F.D. (2008). Effect of a Mediterranean-Style Diet on Endothelial Dysfunction and in the Metabolic Syndrome, 292(12).