Tingkat Pendidikan TINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN PENYAKIT DIARE TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA ANAK 3-5 TAHUN DI PUSKESMAS TUNGOI
Abstract
ABSTRAK
Diare merupakan penyakit yang paling banyak menimpa pada anak. Diare pada anak dapat terjadi karena berbagai sebab sedangkan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (usia 0-11 bulan) dan anak balita (usia 12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dan diare dengan kejadian stunting di Puskesmas Tungoi. Jenis penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain kasus cross sectional dan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow tanggal 10 Februari sampai 24 Februari 2020. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel 34 balita dan menggunakan uji Fisher’s Exact Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian stunting pada anak 3-5 tahun di Puskesmas Tungoi dengan nilai p=0.196. Untuk penyakit diare, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penyakit diare terhadap kejadian stunting pada anak 3-5 tahun di Puskesmas Tungoi dengan nilai p=0.317.
Abstrack
Stunting is a condition of failure to thrive in infants (ages 0-11 months) and toddlers (ages 12-59 months) due to chronic malnutrition, especially in the first 1,000 days of life, so the child is too short. for her age. Toddlers are said to be short if the z-score for body length according to age (PB / U) or age height (height / age) is less than -2SD / standard deviation (stunted) and less than -3SD (severe stunted). The purpose of this study was to see the relationship between maternal education level and diarrhea with the incidence of stunting at Tungoi Health Center.
This type of analytic observational research with cross sectional case design. This study describes the relationship between maternal education level and diarrheal disease on the incidence of stunting in children aged 3-5 years at Tungoi Health Center. The research was conducted in the working area of the Tungoi Community Health Center, Lolayan District, Bolaang Mongondow Regency on February 10 to February 24, 2020. The sampling technique was purposive sampling with a sample size of 34 children under five and using Fisher's exact test.
The results showed that there was no relationship between the level of maternal education and the incidence of stunting in children under 3-5 years old at the Tungoi Health Center with a value of p = 0.196. For diarrheal diseases, there is no close relationship between diarrheal disease and the incidence of stunting in children 3-5 years at the Tungoi Health Center with a value of p = 0.317.
References
Anindita, P. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapat Keluarga, Kecukupan Protein & Zinc dengan Stunting (Pendek) pada Balita Usia 6-35 Bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.1 (2:617-626)
Aramico, B., Sudargo, T. dan Susilo, J. (2013). Hubungan Sosial Ekonomi Pola Asuh, Pola Makan dengan Stunting pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia. 1 (3:124).
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar
Buletin Jendela Data dan Informasi. (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia
Candra. A. M., Subagio, H. W., & Margawati A. (2016). Determinan Kejadian Stunting pada bayi Usia 6 Bulan. Jurnal Gizi Indonesia. 4 (2:87)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Buku saku petugas kesehatan lintas diare. Jakarta : Depkes RI
Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.
Fikawati, Sandra. Syafiq, Ahmad. dan Veratamala, Arinda. (2017). Gizi Anak dan Remaja. PT RajaGrafindo Persada, Depok.
Handasari, E., Rosidi, A., dan Widyaningsih, J. (2010). Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Gizi Ibu dengan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Anak TK Nurul bahri Desa Wikir Sari Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Program Studi DIII Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
Handayani, F., Siagian, A., dan Aritonang, E. Y. (2017). Mother’s Education as A Determinant of Stunting among Children of Age 24 to 59 Months in North Sumatera Province of Indonesia. IOSR Journals. 22 (6:58-64).
Hapsari, W. (2018). Hubungan Pendapatan Keluarga, Pengetahuan Ibu Tentang Gizi, Tinggi Badan Orang Tua, Dan Tingkat Pendidikan Ayah Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Umur 12-59 Bulan. Skripsi Publikasikan. Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
Ibrahim, I. A. dan Faramita, R. (2014). Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar. Public Health Science Journal. 7 (1:63-75)
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Lembaga Penerbit Badan Litbankes
Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Gizi Masyarakat. Pemantauan Status Gizi (PSG)2017.http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Buku-Saku-Nasional-PSG-2017_975.pdf. Diakses tanggal 11 April 2018
Kementerian Kesehatan RI (2011). Situasi Diare Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan
Level And Trends In Child Malnutrition UNICEF/WHO/World Bank Group. 2017 https://data.unicef.org/wp-content/uploads/2017/05/JME-2017-brochure-1.pdf. Diakses tanggal 7 April 2018
Nasution, D., Nurdiati, S. D. dan Huriyati, E. (2014). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 6-24 Bulan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 11 (01 : 31-37).
Ni’mah, K. dan Nadhiroh, S. R. (2015). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Media Gizi Indonesia. 10 (1:13-19)..
Priyono, D. I. P. Sulistiyani. Ratnawati, L.Y. (2015). Determinan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Usia 12-36 Bulan. e-jurnal Pustaka Kesehatan. 3 (2:349-355).
Purba, R, B., Kereh, S, P., dan Tabisi, A. (2019). Diare dan ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Bilalang.Gizido. 11 (2)
Putri, R, F., Sulastri, D., Lestari, Y. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Jurnal Kesehatan Andalas; 4 (1): 254-261
Ramayulis, R., Kresnawan, T, Iwanningsih, S. dan Rochani, S. N. (2018). Stop Stunting Dengan Konseling Gizi. Penebar Plus, Jakarta.
Rahayu, A. dan Khairiyati, L. (2014). Risiko Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian Stunting pada anak 6-23 Bulan. Penel Gizi Makan. 37 (2:129-136)
Rochmah, A, M. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Stunting Pada Balita Usia 24-59 bulan Di Wilayah Kerja Puskesamas Wonosari 1. Naskah Publikasi. Program Studi Diploma IV Universitas Aisyiyah, Yogyakarta.
Rohmatun, Y, N. (2014). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Sidowarno Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Naskah Publikasi.
Safitri, A, C., dan Nindya, S, T. (2017). Hubungan Ketahanan Pangan dan Penyakit Diare dengan Stunting pada Balita 13-48 Bulan di Kelurahan Manyar Sabrangan, Surabaya. 52-61
Septikasari, M., Septiyaningsih. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orang Tua dalam Pemenuhan Nutrisi pada Balita Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara I Kabupaten Cilacap. Jurnal Kesehatan Al Irsyad; 9 (2): 25-30.
Setyawati, V. A. V (2018). Kajian stunting berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Di Kota Semarang. University Reasearch Colloqium. 7 (1:834-838)
Taliwongso, F. Ch., Manoppo, J. I. Ch., dan Umboh, A. (2017). Hubungan Stunting dengan Angka Kejadian Diare pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Tikala Manado. Jurnal e-Clinic (eCl). 5 (2:248)
Gizi dan Dietetika Indonesia. 3(2:119-130).
Walalangi, R., Sahelangi, O., Purba, R., dan Sentika, N. (2019). Menyusui Eksklusif, Penyakit Diare dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sangkub. Gizido. 11 (1)