USIA SAAT HAMIL DAN LILA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATATOTOK
Abstract
Pendahuluan: Stunting sendiri merupakan status gizi yang disebabkan oleh malgizi kronik, sehingga anak balita stunting bisa menjadi indikator kunci dari kesehatan ibu dan anak . Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Faktor yang diduga menjadi penyebab terjadinya stunting adalah riwayat kehamilan ibu yang meliputi postur tubuh ibu (pendek), jarak kehamilan yang terlalu dekat, jumlah melahirkan terlalu banyak, usia ibu saat hamil terlalu tua, usia ibu saat hamil terlalu muda (dibawah 20 tahun), Lila kurang berisiko melahirkan bayi dengan BBLR, serta asupan nutrisi yang kurang selama masa kehamilan. Bahan dan Metode: Jenis penelitian retrospektif dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah balita usia 24 bulan sampai 59 bulan sebanyak 65 orang. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Kuesioner, alat antropometri. Hasil: ibu hamil usia < 20 tahun sebagian besar memiliki anak stunting (56.4%), Uji statistika chi square menunjukkan ada hubungan yang signifikan.Ibu yang memiliki LILA < 23.5 cm sebagian besar memiliki anak stunting (70.9%). Hasil analisis statistika dengan chi square didapatkan adanya hubungan yang sangat signifikan Lila saat hamil dengan kejadian stunting. Ibu dengan LILA kurang berpengaruh menghasilkan anak berat badan lahir rendah (BBLR). Kesimpulan: terdapat hubungan usia saat hamil, lila dengan kejadian stunting dan Lingkar lengan atas beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah yang merupakan factor resiko stunting pada balita